Angkutan Kota di Tanjungpinang Dinilai Tidak Layak Jalan

Angkutan Kota di Tanjungpinang Dinilai Tidak Layak Jalan
Sejumlah angkot mangkal di Jalan Merdeka Tanjungpinang. Sebagian angkutan kota di Tanjungpinang dinilai tidak layak jalan. Foto: ilustrasi/M. Yusnadilla
banner 468x60

frasamedia.com, Tanjungpinang – Dinas Perhubungan (Dishub) Tanjungpinang menilai ratusan angkutan kota atau angkot di Tanjungpinang tidak layak jalan.

Dishub Tanjungpinang mencatat lebih kurang sekitar 200 angkutan kota masih beroperasi di Tanjungpinang. Namun Dishub menilai sebagiannya tidak layak.

Kepala Bidang Angkutan Jalan Dishub Tanjungpinang Habibi, mengatakan angkutan kota yang masih beroperasi, hanya sebagian kecil yang layak jalan.

“Kita semua tahu kondisinya seperti apa, ya seperti itu. Tapi masih ada yang bagus dan layak jalan. Namun, masih banyak juga yang kurang layak,” ungkapnya.

Habibi menerangkan, sopir angkot banyak yang mengeluh terkait minimnya penumpang. Sering kali, sopir berkeliling menghabiskan bahan bakar, tampa membawa penumpang.

Karena itu Dishub Tanjungpinang tidak bisa memaksakan sopir untuk memperbaiki atau mempercantik angkot hingga menjadi layak jalan.

“Apalagi, mempercantik angkutan umum itu terbilang membutuhkan dana yang cukup besar,” ujarnya.

“Dengan pendapatan mereka (sopir) yang minim ini, kami tidak bisa memaksakan untuk mereka membuat angkot lebih bagus lagi,” sambung Habibi.

Ratusan angkot tersebut sebagian besar merupakan milik pribadi. Sementara sisanya, milik perusahaan yang saat ini masih bertahan.

“Untuk tarifnya masih Rp5 ribu untuk dalam kota,” sebut Habibi.

Selain itu, lanjut Habibi, terdapat satu bus milik Dishub Tanjungpinang yang tidak layak pakai. Bus tersebut, merupakan bantuan dari Kementerian Perhubungan.

Bus tersebut sebenarnya untuk melayani perjalanan warga Tanjungpinang menuju daerah tujuan yaitu wilayah Senggarang dan Dompak.

“Ada lima, satu mengalami kerusakan mesin. Sehingga empat yang masih layak jalan. Kami layani rute Terminal Sei Carang, menuju Senggarang dan Dompak,” terangnya.

Meskipun demikian, empat bus yang masih beroperasi sebagai angkutan umum tentunya harus mendapatkan perawatan secara berkala.

Bahkan, tahun ini Dishub Tanjungpinang hanya mendapatkan anggaran sebesar Rp27 juta untuk merawat empat bus tersebut.

“Satu bus saja sudah tidak cukup. Namun kami harus pandai-pandailah, biar bus tersebut bisa beroperasi terus,” jelasnya. (Ran)

Editor: Mya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *