frasamedia.com, Tanjungpinang – Inflasi Kota Tanjungpinang saat ini terkendali. Pemerintah harus menyiapkan langkah untuk menstabilkan ekonomi.
Badan Pusat Statistik (BPS) Tanjungpinang mencatat, angka inflasi Kota Tanjungpinang pada bulan September 2024, berada pada angka deflasi.
Inflasi Kota Tanjungpinang yang terkendali ini karena adanya penurunan harga cabai merah, cabai rawit dan beberapa komoditi sebagai penyumbang inflasi.
Plt Kepala BPS Tanjungpinang, Doni Cahyo Wibowo memaparkan bahwa, angka inflasi Kota Tanjungpinang pada September berada di angka deflasi yaitu 0,05 persen.
Menurut Doni, deflasi adalah kondisi penurunan harga barang dan jasa yang terjadi secara umum dalam suatu wilayah atau perekonomian dalam jangka waktu tertentu.
“Deflasi merupakan kebalikan dari inflasi, yang terjadi ketika harga barang dan jasa mengalami kenaikan. Sebelumnya pada Agustus 2024, deflasi juga tercatat di angka 0,06 persen,” kata Doni.
Secara year on year, jelas Doni, angka inflasi berada di angka 1,63 persen. Angka ini mengalami penurunan dari Agustus 2024 yang berada pada angka 1,92 persen.
“Angka ini masih di bawah standar inflasi nasional 2,12 persen,” jelas Doni.
Penyebab terkendalinya inflasi, lanjut Doni, karena turunnya harga cabai merah, cabai rawit dan beberapa komoditi penyumbang inflasi.
Sementara itu, Ekonom Bank Indonesia Perwakilan Kepri Maria Angelica menjelaskan, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dapat mengendalikan inflasi pangan melalui tujuh langkah unggulan.
Pertama, penguatan ketahanan pangan komoditas pangan strategis. Melakukan penguatan kapasitas budidaya pangan mandiri.
Kemudian mengoptimalkan kerja sama antar daerah. Memberikan dukungan fasilitasi distribusi pangan. Memberikan dukungan optimalisasi pasar murah dan Stabilisasi pasokan dan harga pangan.
“Melaksanakan Gerakan Pangan Murah (GPM), penguatan digitalisasi dan data pangan serta penguatan koordinasi dan komunikasi untuk menjaga ekspektasi inflasi,” terangnya. (*/Ran)
Editor: Mya