frasamedia.com, Jakarta-Berkiprah sebagai seorang jurnalis, tidak boleh berhenti hanya sekedar menulis berita. Namun banyak ruang yang bisa diselami lebih dalam.
Profesi seorang jurnalis, seperti pedang bermata dua yang sama-sama memiliki ketajaman. Ketika diasah ke arah positif, maka hasilnya akan terus positif.
Manfaat itulah yang turut dirasakan oleh Andi Muhammad Asrun. Ia merangkak dari seorang jurnalis, kemudian berkiprah melahirkan banyak karya tulis sampai meraih predikat guru besar di Universitas Pakuan Bogor, di Desember 2023 ini.
Andi Muhammad Asrun adalah pria kelahiran Makassar 19 November 1959 silam. Ia adalah merupakan seorang advokat profesional yang lahir dari rahim Jurnalis.
Profesi ini merubah cakrawala berfikirnya. Ia menikmati setiap ruang pekerjaan, dan menyelam lebih dalam sisi lain sebagai seorang wartawan. Pekerjaan ini juga telah mengantarkannya bertransformasi menjadi seorang advokat.
Namun untuk sampai ketahap ini, bukan sesuatu yang mudah baginya. Karena harus diraih dengan kerja keras dan melalui berbagai lika-liku yang mewarnai perjalanan hidupnya.
Demi masa depan yang lebih baik, pria yang akrab disapa Asrun tersebut menghabiskan masa kecilnya di Jakarta. Ia tumbuh dan berkembang sepenuhnya juga di Ibu Kota Negara, Jakarta.
Banyak cerita turut mewarnai perjalanan pendidikannya. Apalagi ia sempat kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI) tahun 1981.
Selain itu ia juga pernah menempuh pendidikan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UI 1982-1984. Akan tetapi garis tangan berkehendak lain.
Melihat perkembangan negara yang sarat dengan entrik-entrik politik, ia memutuskan untuk mengambil pilihan lain. Yakni melanjutkan pendidikan Fakultas Hukum UI.
“Atas doa dan support orang tua, tahun 1990 saya merampungkan pendidikan Strata-1 di Fakultas Hukum UI,” ujarnya, Sabtu (2/12/2023) di Jakarta.
Perjalanan Karir Seorang Andi Muhammad Asrun
Diceritakannya, setelah menuntaskan pendidikan sarjana tersebut, langkah awal baginya untuk meniti karir adalah dengan memutuskan bergabung bersama Jawa Pos, Biro Jakarta dalam kurun waktu dua tahun, 1991-1992.
Baginya, Jawa Pos memberikan cerita yang panjang dan pengalaman yang sangat berharga.
Menurutnya, tanpa adanya kontribusi dari Jawa Pos, dirinya mungkin belum sampai ke tahap ini. Menyadari pentingnya setiap peluang, Asrun terus mengasah kemampunnya dalam bidang tulis menulis.
Dalam bekerja, ia selalu berinteraksi dengan setiap persoalan yang berkaitan dengan hukum. Hal itu juga membuat ia untuk mendalami dunia hukum. Baik itu hal-hal yang berkaitan dengan perkara pidana maupun perdata.