Kepri  

Pelabuhan Penyengat di Tanjungpinang Ditutup karena Dinilai Tidak Layak

Masyarakat dan Penambang Pompong Menolak Pelantar Kuning Ditutup

Pelabuhan Penyengat di Tanjungpinang Ditutup karena Tidak Layak
Demi keselamatan, pelabuhan Penyengat di Tanjungpinang ditutup karena tidak layak. Foto: M. Yusnadilla

frasamedia.com, Tanjungpinang – Dinas Perhubungan (Dishub) Tanjungpinang akan menutup akses dan aktivitas di pelabuhan Penyengat atau pelantar kuning Tanjungpinang.

Rencananya, Dishub Tanjungpinang bakal menutup pelabuhan Penyengat atau pelantar kuning dalam waktu dekat yakni pada 10 Desember 2024 mendatang.

Penutupan pelabuhan Penyengat karena kondisi pelabuhan yang tidak lagi layak sebagai tempat penyebrangan dari Tanjungpinang ke Pulau Penyengat.

Nantinya puluhan penambang pompong yang melayani wisatawan di pelantar kuning bakal bergeser ke pelantar dua atau pelabuhan Kuala Riau Tanjungpinang.

“Sudah kami sosialisasikan kepada penambang pompong untuk pindah karena kondisi pelantar kuning sudah tidak layak,” kata Kabid Pelayaran dan Udara Dishub Tanjungpinang, Tri Putranto, Jumat (6/12/2024).

Rencananya, pemindahan tempat penyebrangan ke Pulau Penyengat itu mulai 10 Desember 2024. Pelantar kuning akan tutup total saat mendekati perayaan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025.

Menurut Tri, penambang pompong mau tidak mau harus pindah ke pelabuhan yang baru karena menyangkut dengan keselamatan warga dan wisatawan.

“Kami harap perpindahan ini dapat berjalan lancar. Apalagi saat Nataru, wisatawan pasti membeludak,” tegasnya.

Saat ini, pelabuhan Kuala Riau telah terdapat fasilitas tempat tunggu dan tangga untuk wisatawan, sebelum menaiki pompong ke Pulau Penyengat.

“Di sana (Kuala Riau) ada lahan parkir yang dapat menampung 100 lebih motor dan 30 mobil. Jadi pengunjung maupun warga asli penyengat bisa parkir di sana,” sebutnya.

Sementara itu, Direktur Utama BUP Kepri, Awaluddin mengatakan pihaknya memang akan membuat fasilitas sementara untuk penumpang pompong ke Pulau Penyengat.

“Jadi kami fasilitasi sementara. Karena memang kunjungan ke Pulau Penyengat saat akhir tahun ini bakal ramai,” terangnya.

Masyarakat dan Penambang Pompong Penyengat Tolak Pemindahan dan Penutupan Pelantar Kuning

Sementara itu, Ketua Organisasi Pemuda Penyengat, Tohar Fahlevy menegaskan masyarakat dan penambang pompong sangat tidak setuju, terkait rencana penutupan pelantar kuning.

Selain itu, pihaknya juga tidak setuju perpindahan aktivitas penambang pompong dari pelantar kuning ke pelabuhan Kuala Riau Tanjungpinang.

Penolakan masyarakat tersebut, kata Tohar, karena belum adanya kejelasan dan kepastian terkait kapan perbaikan pelantar kuning.

“Karena tidak ada kejelasan, kapan proses perbaikan. Dan belum ada kejelasan apakah bisa kembali lagi ke pelantar kuning,” tegasnya.

Selain itu, lanjut Tohar, fasilitas parkir inap motor di pelabuhan Kuala Riau hanya mampu memuat dan menampung lebih kurang 100 unit motor.

Sedangkan total motor warga Pulau Penyengat lebih kurang sekitar 500 unit motor. Sehingga, menurut Tohar, fasilitas di pelabuhan Kuala Riau belum memadai.

Saat ini, Tohar menambahkan, masyarakat serta penambang pompong Penyengat masih mencari solusi untuk memperbaiki pelantar kuning secara mandiri

“Kami juga tidak pernah menerima sosialisasi (pemindahan) dari Dishub,” sebutnya. (Ran)

Editor: Mya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *